Rabu, 20 Maret 2024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IV

 

Hari/Tanggal  :  Kamis / 21 Maret 2024
BAB 8   :  AKU ANAK SHOLEH





Assalamu'alaikum....

Kita awali dengan mengucapkan lafal Bismillahirrahmanirrohiim....

Anak-Anak, tahukah kalian, apakah agama itu? Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw., “Apakah agama itu?” Beliau menjawab, “Akhlak yang baik.” (H.R. Bukhari)


Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa kesalehan seseorang dapat diamati dari perilaku sehari-hari. Semakin saleh seseorang, seyogianya semakin baik pula akhlaknya. Kalian masih ingat, bukan, bahwa Rasulullah memiliki sifat yang baik? Rasulullah saw. adalah teladan dan contoh paling sempurna bagi kita. Beliau selalu berucap dan bertindak benar (sidik), menyampaikan kebenaran (tablig), terpercaya (amanah), dan cerdas (fatanah). Anak yang saleh adalah anak yang selalu meneladani dan mencontoh akhlak Rasulullah saw. Jadi jelas, ya, anak saleh selalu berperilaku baik. Kali ini kita akan belajar tentang perilaku baik yang patut dimiliki, yaitu menyebarkan salam dan senang menolong orang lain. Kita juga akan belajar tentang perilaku buruk yang patut dihindari, yaitu ciri-ciri munafik.



A. SALAM

Menyampaikan salam termasuk perilaku yang terbaik. Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah, mana ajaran Islam yang terbaik? Rasulullah saw. menjawab, “Memberi makan kepada fakir miskin dan memberi salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang belum engkau kenal. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Amr r.a.). 


Anak-Anak, tahukah kalian, apakah salam itu? Salam artinya damai. Salam juga berarti pernyataan hormat, tabik, atau ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Anak-Anak, bagaimana ucapan salam itu? Kapan ucapan salam disampaikan? Bagaimana jawaban salam? Siapa yang lebih dahulu mengucapkan salam? Ucapan salam yang lengkap yaitu: 

ُArtinya: “Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah kepada kalian.” Salam disampaikan ketika kita bertemu. Salam diucapkan ketika hendak berpamitan atau berpisah. Salam diucapkan ketika masuk rumah. Salam diucapkan ketika hendak bertamu ke rumah orang lain. Salam diucapkan juga ketika memulai menelepon. Orang yang mendengar ucapan salam hendaknya menjawab dengan ucapan serupa. Berikut jawaban salam yang lengkap 



Artinya: “Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah juga kepada kalian.”

Jika mendengar ucapan salam, maka kita wajib menjawabnya. Allah Swt. berfirman: 

Terjemah: “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya.” (Q.S. An-Nisa/4: 86)

Lalu siapa yang lebih dahulu menyampaikan salam? Dari kisah di atas, kita menjadi tahu bahwa Rasulullah mendahului menyapa dan menyampaikan salam ketika bertemu dengan siapa pun, laki-laki, perempuan atau anak-anak. Menurut Rasul, orang yang memulai salam adalah orang yang paling utama di sisi Allah. Rasulullah saw. juga mengajarkan, “Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, kelompok orang yang sedikit memberi salam kepada kelompok yang banyak, dan kelompok orang yang muda memberi salam kepada kelompok yang tua.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.). 

B. SENANG MENOLONG ORANG LAIN 

Anak-Anak, kalian telah belajar tentang pentingnya salam. Menyebarkan salam menjadikan kita saling menyayangi. Apa lagi perilaku yang dapat menjadikan kita saling menyayangi?

Anak-Anak, kita senang jika memiliki sahabat. Kita hidup bertetangga. Kita juga berada di tengah masyarakat. Seyogyanya kita hidup saling menolong. Rasul saw. memberikan teladan dan contoh. Beliau selalu membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Beliau juga menjenguk anak tetangganya yang sakit. Padahal tetangganya itu berbeda agama dan sangat membenci Nabi. Allah Swt. juga memerintahkan kita untuk saling menolong. Allah berfirman:



Terjemah: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (Q.S. Al-Maidah/5: 2) Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Saling menolong dalam kebaikan berarti saling menolong dalam melakukan yang diperintahkan Allah. Saling menolong dalam takwa berarti saling menolong untuk takut kepada larangan-Nya. Allah Swt. melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.

C. Ciri-Ciri Munafik

Kalian telah belajar tentang senang menolong orang lain. Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa dan melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Salah satu sikap yang mengakibatkan dosa dan harus dihindari yaitu munafik.

Anak-Anak, Rasulullah menjadi teladan dan contoh bagi kita. Beliau selalu berkata jujur dan menepati janji. Jujur merupakan salah satu sifat terpuji yang disukai oleh Allah. Jujur artinya lurus hati, tidak berbohong, atau berkata apa adanya. Jujur juga berarti tidak curang, misalnya dalam permainan, atau menuruti aturan yang berlaku. Jujur harus dilakukan dalam perkataan maupun perbutanan. Jujur dalam perkataan berarti mengatakan yang sebenarnya, tidak mengada-ada. Jujur dalam perbuatan berarti mengerjakan sesuatu menuruti petunjuk atau aturan yang berlaku.

Rasulullah saw. tidak pernah berkata dusta, ingkar janji atau berkhianat jika mendapat amanah. Rasulullah saw. bersabda: َ 



Artinya: Ciri-ciri munafik itu ada tiga, yaitu: jika berkata, ia berdusta, jika berjanji, ia mengingkari, dan jika dipercaya, ia berkhianat. (H.R. Muttafaq Alaih [Bukhari dan Muslim] dari Abu Hurairah r.a.) Hadis Nabi saw. di atas menyebutkan tiga ciri munafik, yaitu berdusta, ingkar janji dan berkhianat. Tahukah kalian apakah munafik itu? Munafik berarti bermuka dua. Munafik juga berarti berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak.


Kesimpulan pembelajaran hari ini ;

Kita sebagai seorang muslim wajib hukumnya menjawab SALAM.
Berbuatlah kebaikan walaupun itu sekecil biji zarah, insya Allah pasti ada balasannya.
Jauhilah dirimu dari sifat munafik.



Wassalamu'alaikum




Selasa, 19 Maret 2024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IV



Hari/Tanggal  :  Rabu / 20 Maret 2024

BAB 8   :  AKU ANAK SHOLEH





Assalamu'alaikum....



Kita awali dengan mengucapkan lafal Bismillahirrahmanirrohiim....

Anak-Anak, tahukah kalian, apakah agama itu? Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw., “Apakah agama itu?” Beliau menjawab, “Akhlak yang baik.” (H.R. Bukhari)

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa kesalehan seseorang dapat diamati dari perilaku sehari-hari. Semakin saleh seseorang, seyogianya semakin baik pula akhlaknya. Kalian masih ingat, bukan, bahwa Rasulullah memiliki sifat yang baik? Rasulullah saw. adalah teladan dan contoh paling sempurna bagi kita. Beliau selalu berucap dan bertindak benar (sidik), menyampaikan kebenaran (tablig), terpercaya (amanah), dan cerdas (fatanah). Anak yang saleh adalah anak yang selalu meneladani dan mencontoh akhlak Rasulullah saw. Jadi jelas, ya, anak saleh selalu berperilaku baik. Kali ini kita akan belajar tentang perilaku baik yang patut dimiliki, yaitu menyebarkan salam dan senang menolong orang lain. Kita juga akan belajar tentang perilaku buruk yang patut dihindari, yaitu ciri-ciri munafik.


A. SALAM

Menyampaikan salam termasuk perilaku yang terbaik. Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah, mana ajaran Islam yang terbaik? Rasulullah saw. menjawab, “Memberi makan kepada fakir miskin dan memberi salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang belum engkau kenal. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Amr r.a.). 

Anak-Anak, tahukah kalian, apakah salam itu? Salam artinya damai. Salam juga berarti pernyataan hormat, tabik, atau ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Anak-Anak, bagaimana ucapan salam itu? Kapan ucapan salam disampaikan? Bagaimana jawaban salam? Siapa yang lebih dahulu mengucapkan salam? Ucapan salam yang lengkap yaitu: 
ُArtinya: “Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah kepada kalian.” Salam disampaikan ketika kita bertemu. Salam diucapkan ketika hendak berpamitan atau berpisah. Salam diucapkan ketika masuk rumah. Salam diucapkan ketika hendak bertamu ke rumah orang lain. Salam diucapkan juga ketika memulai menelepon. Orang yang mendengar ucapan salam hendaknya menjawab dengan ucapan serupa. Berikut jawaban salam yang lengkap 

Artinya: “Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah juga kepada kalian.”

Jika mendengar ucapan salam, maka kita wajib menjawabnya. Allah Swt. berfirman: 

Terjemah: “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya.” (Q.S. An-Nisa/4: 86)

Lalu siapa yang lebih dahulu menyampaikan salam? Dari kisah di atas, kita menjadi tahu bahwa Rasulullah mendahului menyapa dan menyampaikan salam ketika bertemu dengan siapa pun, laki-laki, perempuan atau anak-anak. Menurut Rasul, orang yang memulai salam adalah orang yang paling utama di sisi Allah. Rasulullah saw. juga mengajarkan, “Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, kelompok orang yang sedikit memberi salam kepada kelompok yang banyak, dan kelompok orang yang muda memberi salam kepada kelompok yang tua.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.). 

B. SENANG MENOLONG ORANG LAIN 

Anak-Anak, kalian telah belajar tentang pentingnya salam. Menyebarkan salam menjadikan kita saling menyayangi. Apa lagi perilaku yang dapat menjadikan kita saling menyayangi?

Anak-Anak, kita senang jika memiliki sahabat. Kita hidup bertetangga. Kita juga berada di tengah masyarakat. Seyogyanya kita hidup saling menolong. Rasul saw. memberikan teladan dan contoh. Beliau selalu membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Beliau juga menjenguk anak tetangganya yang sakit. Padahal tetangganya itu berbeda agama dan sangat membenci Nabi. Allah Swt. juga memerintahkan kita untuk saling menolong. Allah berfirman:

Terjemah: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (Q.S. Al-Maidah/5: 2) Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Saling menolong dalam kebaikan berarti saling menolong dalam melakukan yang diperintahkan Allah. Saling menolong dalam takwa berarti saling menolong untuk takut kepada larangan-Nya. Allah Swt. melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.

C. Ciri-Ciri Munafik

Kalian telah belajar tentang senang menolong orang lain. Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa dan melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Salah satu sikap yang mengakibatkan dosa dan harus dihindari yaitu munafik.

Anak-Anak, Rasulullah menjadi teladan dan contoh bagi kita. Beliau selalu berkata jujur dan menepati janji. Jujur merupakan salah satu sifat terpuji yang disukai oleh Allah. Jujur artinya lurus hati, tidak berbohong, atau berkata apa adanya. Jujur juga berarti tidak curang, misalnya dalam permainan, atau menuruti aturan yang berlaku. Jujur harus dilakukan dalam perkataan maupun perbutanan. Jujur dalam perkataan berarti mengatakan yang sebenarnya, tidak mengada-ada. Jujur dalam perbuatan berarti mengerjakan sesuatu menuruti petunjuk atau aturan yang berlaku.

Rasulullah saw. tidak pernah berkata dusta, ingkar janji atau berkhianat jika mendapat amanah. Rasulullah saw. bersabda: َ 


Artinya: Ciri-ciri munafik itu ada tiga, yaitu: jika berkata, ia berdusta, jika berjanji, ia mengingkari, dan jika dipercaya, ia berkhianat. (H.R. Muttafaq Alaih [Bukhari dan Muslim] dari Abu Hurairah r.a.) Hadis Nabi saw. di atas menyebutkan tiga ciri munafik, yaitu berdusta, ingkar janji dan berkhianat. Tahukah kalian apakah munafik itu? Munafik berarti bermuka dua. Munafik juga berarti berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak.



Kesimpulan pembelajaran hari ini ;

Kita sebagai seorang muslim wajib hukumnya menjawab SALAM.

Berbuatlah kebaikan walaupun itu sekecil biji zarah, insya Allah pasti ada balasannya.

Jauhilah dirimu dari sifat munafik.



Wassalamu'alaikum

Senin, 18 Maret 2024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IV


Hari/Tanggal  :  Selasa / 19 Maret 2024

BAB 8   :  AKU ANAK SHOLEH



Assalamu'alaikum....


Kita awali dengan mengucapkan lafal Bismillahirrahmanirrohiim....

Anak-Anak, tahukah kalian, apakah agama itu? Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw., “Apakah agama itu?” Beliau menjawab, “Akhlak yang baik.” (H.R. Bukhari)


Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa kesalehan seseorang dapat diamati dari perilaku sehari-hari. Semakin saleh seseorang, seyogianya semakin baik pula akhlaknya. Kalian masih ingat, bukan, bahwa Rasulullah memiliki sifat yang baik? Rasulullah saw. adalah teladan dan contoh paling sempurna bagi kita. Beliau selalu berucap dan bertindak benar (sidik), menyampaikan kebenaran (tablig), terpercaya (amanah), dan cerdas (fatanah). Anak yang saleh adalah anak yang selalu meneladani dan mencontoh akhlak Rasulullah saw. Jadi jelas, ya, anak saleh selalu berperilaku baik. Kali ini kita akan belajar tentang perilaku baik yang patut dimiliki, yaitu menyebarkan salam dan senang menolong orang lain. Kita juga akan belajar tentang perilaku buruk yang patut dihindari, yaitu ciri-ciri munafik.


A. SALAM

Menyampaikan salam termasuk perilaku yang terbaik. Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah, mana ajaran Islam yang terbaik? Rasulullah saw. menjawab, “Memberi makan kepada fakir miskin dan memberi salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang belum engkau kenal. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Amr r.a.). 

Anak-Anak, tahukah kalian, apakah salam itu? Salam artinya damai. Salam juga berarti pernyataan hormat, tabik, atau ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Anak-Anak, bagaimana ucapan salam itu? Kapan ucapan salam disampaikan? Bagaimana jawaban salam? Siapa yang lebih dahulu mengucapkan salam? Ucapan salam yang lengkap yaitu: 

ُArtinya: “Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah kepada kalian.” Salam disampaikan ketika kita bertemu. Salam diucapkan ketika hendak berpamitan atau berpisah. Salam diucapkan ketika masuk rumah. Salam diucapkan ketika hendak bertamu ke rumah orang lain. Salam diucapkan juga ketika memulai menelepon. Orang yang mendengar ucapan salam hendaknya menjawab dengan ucapan serupa. Berikut jawaban salam yang lengkap 

Artinya: “Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah juga kepada kalian.”

Jika mendengar ucapan salam, maka kita wajib menjawabnya. Allah Swt. berfirman: 

Terjemah: “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya.” (Q.S. An-Nisa/4: 86)

Lalu siapa yang lebih dahulu menyampaikan salam? Dari kisah di atas, kita menjadi tahu bahwa Rasulullah mendahului menyapa dan menyampaikan salam ketika bertemu dengan siapa pun, laki-laki, perempuan atau anak-anak. Menurut Rasul, orang yang memulai salam adalah orang yang paling utama di sisi Allah. Rasulullah saw. juga mengajarkan, “Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, kelompok orang yang sedikit memberi salam kepada kelompok yang banyak, dan kelompok orang yang muda memberi salam kepada kelompok yang tua.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.). 

B. SENANG MENOLONG ORANG LAIN 

Anak-Anak, kalian telah belajar tentang pentingnya salam. Menyebarkan salam menjadikan kita saling menyayangi. Apa lagi perilaku yang dapat menjadikan kita saling menyayangi?

Anak-Anak, kita senang jika memiliki sahabat. Kita hidup bertetangga. Kita juga berada di tengah masyarakat. Seyogyanya kita hidup saling menolong. Rasul saw. memberikan teladan dan contoh. Beliau selalu membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Beliau juga menjenguk anak tetangganya yang sakit. Padahal tetangganya itu berbeda agama dan sangat membenci Nabi. Allah Swt. juga memerintahkan kita untuk saling menolong. Allah berfirman:

Terjemah: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (Q.S. Al-Maidah/5: 2) Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Saling menolong dalam kebaikan berarti saling menolong dalam melakukan yang diperintahkan Allah. Saling menolong dalam takwa berarti saling menolong untuk takut kepada larangan-Nya. Allah Swt. melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.

C. Ciri-Ciri Munafik 

Kalian telah belajar tentang senang menolong orang lain. Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa dan melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Salah satu sikap yang mengakibatkan dosa dan harus dihindari yaitu munafik.

Anak-Anak, Rasulullah menjadi teladan dan contoh bagi kita. Beliau selalu berkata jujur dan menepati janji. Jujur merupakan salah satu sifat terpuji yang disukai oleh Allah. Jujur artinya lurus hati, tidak berbohong, atau berkata apa adanya. Jujur juga berarti tidak curang, misalnya dalam permainan, atau menuruti aturan yang berlaku. Jujur harus dilakukan dalam perkataan maupun perbutanan. Jujur dalam perkataan berarti mengatakan yang sebenarnya, tidak mengada-ada. Jujur dalam perbuatan berarti mengerjakan sesuatu menuruti petunjuk atau aturan yang berlaku.

Rasulullah saw. tidak pernah berkata dusta, ingkar janji atau berkhianat jika mendapat amanah. Rasulullah saw. bersabda: َ 

Artinya: Ciri-ciri munafik itu ada tiga, yaitu: jika berkata, ia berdusta, jika berjanji, ia mengingkari, dan jika dipercaya, ia berkhianat. (H.R. Muttafaq Alaih [Bukhari dan Muslim] dari Abu Hurairah r.a.) Hadis Nabi saw. di atas menyebutkan tiga ciri munafik, yaitu berdusta, ingkar janji dan berkhianat. Tahukah kalian apakah munafik itu? Munafik berarti bermuka dua. Munafik juga berarti berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak.


Kesimpulan pembelajaran hari ini ;

Kita sebagai seorang muslim wajib hukumnya menjawab SALAM.

Berbuatlah kebaikan walaupun itu sekecil biji zarah, insya Allah pasti ada balasannya.

Jauhilah dirimu dari sifat munafik.


Wassalamu'alaikum



Minggu, 17 Maret 2024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IV

 







Hari/Tanggal  :  Senin / 18 Maret 2024

BAB 8   :  AKU ANAK SHOLEH



Assalamu'alaikum...

Kita awali dengan mengucapakan lafaz Basmalah.....

Anak-Anak, tahukah kalian, apakah agama itu? Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw., “Apakah agama itu?” Beliau menjawab, “Akhlak yang baik.” (H.R. Bukhari)

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa kesalehan seseorang dapat diamati dari perilaku sehari-hari. Semakin saleh seseorang, seyogianya semakin baik pula akhlaknya. Kalian masih ingat, bukan, bahwa Rasulullah memiliki sifat yang baik? Rasulullah saw. adalah teladan dan contoh paling sempurna bagi kita. Beliau selalu berucap dan bertindak benar (sidik), menyampaikan kebenaran (tablig), terpercaya (amanah), dan cerdas (fatanah). Anak yang saleh adalah anak yang selalu meneladani dan mencontoh akhlak Rasulullah saw. Jadi jelas, ya, anak saleh selalu berperilaku baik. Kali ini kita akan belajar tentang perilaku baik yang patut dimiliki, yaitu menyebarkan salam dan senang menolong orang lain. Kita juga akan belajar tentang perilaku buruk yang patut dihindari, yaitu ciri-ciri munafik.

A. SALAM

Menyampaikan salam termasuk perilaku yang terbaik. Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah, mana ajaran Islam yang terbaik? Rasulullah saw. menjawab, “Memberi makan kepada fakir miskin dan memberi salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang belum engkau kenal. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Amr r.a.). 

Anak-Anak, tahukah kalian, apakah salam itu? Salam artinya damai. Salam juga berarti pernyataan hormat, tabik, atau ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Anak-Anak, bagaimana ucapan salam itu? Kapan ucapan salam disampaikan? Bagaimana jawaban salam? Siapa yang lebih dahulu mengucapkan salam? Ucapan salam yang lengkap yaitu: 




ُArtinya: “Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah kepada kalian.” Salam disampaikan ketika kita bertemu. Salam diucapkan ketika hendak berpamitan atau berpisah. Salam diucapkan ketika masuk rumah. Salam diucapkan ketika hendak bertamu ke rumah orang lain. Salam diucapkan juga ketika memulai menelepon. Orang yang mendengar ucapan salam hendaknya menjawab dengan ucapan serupa. Berikut jawaban salam yang lengkap 

Artinya: “Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah tercurah juga kepada kalian.”

Jika mendengar ucapan salam, maka kita wajib menjawabnya. Allah Swt. berfirman: 
Artinya :
Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya.” (Q.S. An-Nisa/4: 86)

Lalu siapa yang lebih dahulu menyampaikan salam? Dari kisah di atas, kita menjadi tahu bahwa Rasulullah mendahului menyapa dan menyampaikan salam ketika bertemu dengan siapa pun, laki-laki, perempuan atau anak-anak. Menurut Rasul, orang yang memulai salam adalah orang yang paling utama di sisi Allah. Rasulullah saw. juga mengajarkan, “Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, kelompok orang yang sedikit memberi salam kepada kelompok yang banyak, dan kelompok orang yang muda memberi salam kepada kelompok yang tua.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.). 


B. SENANG MENOLONG ORANG LAIN 

Anak-Anak, kalian telah belajar tentang pentingnya salam. Menyebarkan salam menjadikan kita saling menyayangi. Apa lagi perilaku yang dapat menjadikan kita saling menyayangi?

Anak-Anak, kita senang jika memiliki sahabat. Kita hidup bertetangga. Kita juga berada di tengah masyarakat. Seyogyanya kita hidup saling menolong. Rasul saw. memberikan teladan dan contoh. Beliau selalu membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Beliau juga menjenguk anak tetangganya yang sakit. Padahal tetangganya itu berbeda agama dan sangat membenci Nabi. Allah Swt. juga memerintahkan kita untuk saling menolong. Allah berfirman:

Terjemah: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (Q.S. Al-Maidah/5: 2) Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Saling menolong dalam kebaikan berarti saling menolong dalam melakukan yang diperintahkan Allah. Saling menolong dalam takwa berarti saling menolong untuk takut kepada larangan-Nya. Allah Swt. melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan


C. CIRI-CIRI ORANG MUNAFIK

Kalian telah belajar tentang senang menolong orang lain. Allah Swt. memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa dan melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Salah satu sikap yang mengakibatkan dosa dan harus dihindari yaitu munafik.

Anak-Anak, Rasulullah menjadi teladan dan contoh bagi kita. Beliau selalu berkata jujur dan menepati janji. Jujur merupakan salah satu sifat terpuji yang disukai oleh Allah. Jujur artinya lurus hati, tidak berbohong, atau berkata apa adanya. Jujur juga berarti tidak curang, misalnya dalam permainan, atau menuruti aturan yang berlaku. Jujur harus dilakukan dalam perkataan maupun perbutanan. Jujur dalam perkataan berarti mengatakan yang sebenarnya, tidak mengada-ada. Jujur dalam perbuatan berarti mengerjakan sesuatu menuruti petunjuk atau aturan yang berlaku.

Rasulullah saw. tidak pernah berkata dusta, ingkar janji atau berkhianat jika mendapat amanah. Rasulullah saw. bersabda: َ 

Artinya: Ciri-ciri munafik itu ada tiga, yaitu: jika berkata, ia berdusta, jika berjanji, ia mengingkari, dan jika dipercaya, ia berkhianat. (H.R. Muttafaq Alaih [Bukhari dan Muslim] dari Abu Hurairah r.a.) Hadis Nabi saw. di atas menyebutkan tiga ciri munafik, yaitu berdusta, ingkar janji dan berkhianat. Tahukah kalian apakah munafik itu? Munafik berarti bermuka dua. Munafik juga berarti berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak.

Kesimpulan hari ini ; 

Jagalah hati
Lakukan selalu dalam hal kebaikan
Karena dengan amallah yang akan menemani kita diakhirat

Wassalamu'alaikum...












Kamis, 07 Maret 2024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM III

 


Tema                  :    Meyakini Allah  Maha Mendengar
Sub Tema          :    Allah Maha Mengetahui
Hari / Tanggal  :    Jum'at/ 8 Maret 2024


Tujuan Pembelajaran :
==Melalui kegiatan membaca teks, siswa diharapkan mampu memahami dan meyakini  Allah Maha Mendengar di dalam asmaul Husna dengan baik.
==Melalui kegiatan diskusi siswa diharapkan dapat menjelaskan makna dan teladan Asmaul Husna Allah Maha Mendengar



Assalamu'alaikum....
Bagaimana kabar hari ini...???
Alhamdulillah atas izin Allah SWT kita masuk ke pembelajaran baru yakni tentang Meyakini Allah Maha Mendengar



Allah Maha Mendengar
As-Sami’ artinya Allah Maha Mendengar.
Allah Swt. selalu mendengar bisikan hamba-Nya yang memohon dan berdoa kepada-Nya. Allah Swt. selalu mendengar bisikan hati orang-orang yang bersujud dan bersyukur kepada-Nya. Allah Swt. selalu memberikan limpahan kasih sayang dan pahala kepada orang-orang yang memohon kepada-Nya. Allah Swt. selalu mendengar segala bisikan dan ucapan manusia, walaupun bisikan itu dirahasiakan. Allah Swt. pasti mendengar hamba-Nya yang berdoa dan memohon kepada-Nya.
Allah SWT berfirman :
Artinya: “Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Q.S. an-Nisa/4:148)

Jika kita mengakui Allah Swt. itu Maha Mendengar, hal yang harus kita lakukan:
1. Selalu berhati-hati berbicara.
2. Selalu mendengarkan hal-hal yang baik.
3. Selalu mendengarkan ayat-ayat Allah Swt.
4. Selalu menghindarkan diri dari ucapan-ucapan yang tidak baik.


Kegiatan Kelompok :
1. Buatlah beberapa kelompok kecil, satu kelompok terdiri atas empat sampai lima anak.
2. Setiap kelompok memilih satu orang ketua kelompok.
3. Semua anggota kelompok berada dalam kelompoknya masing-masing.
4. Setiap kelompok bertugas berdiskusi dan mencatat hal- hal berikut.
a. Menjelaskan Allah Swt. Maha Mendengar.
b. Meneladani Allah Swt. itu Maha Mendengar.




Semoga bermanfaat pertemuan pembelajaran kita hari ini.
Dan kalian anak-anaku sholih sholihah dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamu'alaikum...

Rabu, 06 Maret 2024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IV

 



Hari / Tanggal :  Kamis / 7 Maret 2024

BAB 7  : Beriman Kepada Rasul Allah SWT




C. Tujuan Diutusnya Rasul

Anak-Anak, tahukah kalian, ada berapa jumlah rasul? Siapa sajakah mereka? 
Ayo, kita lanjutkan belajar tentang nabi yang wajib diimani.
Salah seorang sahabat bernama Abu Żar r.a. yang bertanya kepada Nabi 
Muhammad saw., “Berapa banyak nabi dan rasul?” Nabi Muhammad saw. 
menjawab, “Ada seratus dua puluh empat ribu nabi dan tiga ratus tiga belas 
rasul.” Ketika itu Nabi saw. tidak menyebutkan nama-nama mereka.
Allah Swt. berfirman dalam al-Qur’an, “Dan sungguh, Kami telah mengutus 
beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami 
ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan 
kepadamu.” (Q.S. Gafir/40: 78). 
Rasul yang wajib diimani ada 25. Nama-nama rasul ini diceritakan dalam 
Al-Qur’an. Siapa sajakah mereka.

Anak-Anak, tahukah kalian, mengapa ada nabi dan rasul? Apa tujuan 
diutusnya rasul?
Kita percaya bahwa ada Allah yang menciptakan kita dan alam semesta ini. 
Kita ingin tahu apa yang dikehendaki Allah dan bagaimana cara berhubungan 
dengan Allah. 
Ketika berada di kelas, tidak semua siswa langsung memahami pelajaran. 
Ada siswa yang paham dengan penjelasan guru berkali-kali. Bahkan mungkin 
ada yang tidak paham sama sekali. Pemahaman siswa berbeda-beda. Begitu 
pula kenyataan hidup manusia. Kebersihan dan kesucian hati manusia juga 
beragam. 
Allah Maha Baik, Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Allah berkehendak 
untuk memberi petunjuk kepada seluruh manusia. Allah memilih manusia pilihan 
yang memiliki kemampuan untuk menerima penjelasan tentang ajaran agama. 
Manusia pilihan Allah inilah yang dinamai nabi dan rasul. 
Nabi adalah lelaki pilihan Allah Swt. yang dikarunia wahyu oleh Allah untuk 
dirinya sendiri dan tidak wajib menyampaikan kepada orang lain. Rasul adalah 
lelaki pilihan Allah Swt. yang dikarunia wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri 
dan wajib menyampaikan kepada orang lain. 
Rasul diutus Allah Swt. dengan tugas khusus menyampaikan wahyu 
kepada manusia. Rasul diutus untuk menyampaikan pesan agar manusia selalu 
menyembah Allah tanpa syarat dan tanpa menyekutukan-Nya.
 
Rasul diutus dengan tugas menyampaikan pesan berupa kabar gembira 
dan kabar buruk. Kabar gembira bagi siapa pun yang beriman dan beramal 
saleh. Kabar buruk berupa peringatan agar menghindarkan diri dari amal buruk. 
Rasul juga diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Rasulullah saw. 
bersabda: ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.” 
(H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Tugas hari ini : 


Kesimpulan hari ini : 

Wahai orang-orang yang beriman! 
Bertaqwalah kamu kepada Allah dan
Ucapkanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab : 70)



Wassalamu'alaikum

Selasa, 05 Maret 2024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IV





Hari / Tanggal :  Rabu / 6 Maret 2024
BAB 7  : Beriman Kepada Rasul Allah SWT


C. Tujuan Diutusnya Rasul

Anak-Anak, tahukah kalian, ada berapa jumlah rasul? Siapa sajakah mereka? 
Ayo, kita lanjutkan belajar tentang nabi yang wajib diimani.
Salah seorang sahabat bernama Abu Żar r.a. yang bertanya kepada Nabi 
Muhammad saw., “Berapa banyak nabi dan rasul?” Nabi Muhammad saw. 
menjawab, “Ada seratus dua puluh empat ribu nabi dan tiga ratus tiga belas 
rasul.” Ketika itu Nabi saw. tidak menyebutkan nama-nama mereka.
Allah Swt. berfirman dalam al-Qur’an, “Dan sungguh, Kami telah mengutus 
beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami 
ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan 
kepadamu.” (Q.S. Gafir/40: 78). 
Rasul yang wajib diimani ada 25. Nama-nama rasul ini diceritakan dalam 
Al-Qur’an. Siapa sajakah mereka.
Anak-Anak, tahukah kalian, mengapa ada nabi dan rasul? Apa tujuan 
diutusnya rasul?
Kita percaya bahwa ada Allah yang menciptakan kita dan alam semesta ini. 
Kita ingin tahu apa yang dikehendaki Allah dan bagaimana cara berhubungan 
dengan Allah. 
Ketika berada di kelas, tidak semua siswa langsung memahami pelajaran. 
Ada siswa yang paham dengan penjelasan guru berkali-kali. Bahkan mungkin 
ada yang tidak paham sama sekali. Pemahaman siswa berbeda-beda. Begitu 
pula kenyataan hidup manusia. Kebersihan dan kesucian hati manusia juga 
beragam. 
Allah Maha Baik, Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Allah berkehendak 
untuk memberi petunjuk kepada seluruh manusia. Allah memilih manusia pilihan 
yang memiliki kemampuan untuk menerima penjelasan tentang ajaran agama. 
Manusia pilihan Allah inilah yang dinamai nabi dan rasul. 
Nabi adalah lelaki pilihan Allah Swt. yang dikarunia wahyu oleh Allah untuk 
dirinya sendiri dan tidak wajib menyampaikan kepada orang lain. Rasul adalah 
lelaki pilihan Allah Swt. yang dikarunia wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri 
dan wajib menyampaikan kepada orang lain. 
Rasul diutus Allah Swt. dengan tugas khusus menyampaikan wahyu 
kepada manusia. Rasul diutus untuk menyampaikan pesan agar manusia selalu 
menyembah Allah tanpa syarat dan tanpa menyekutukan-Nya.

 
Rasul diutus dengan tugas menyampaikan pesan berupa kabar gembira 
dan kabar buruk. Kabar gembira bagi siapa pun yang beriman dan beramal 
saleh. Kabar buruk berupa peringatan agar menghindarkan diri dari amal buruk. 
Rasul juga diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Rasulullah saw. 
bersabda: ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.” 
(H.R. al-Bukhari dan Muslim).





Tugas hari ini : 


Kesimpulan hari ini : 

Wahai orang-orang yang beriman! 
Bertaqwalah kamu kepada Allah dan
Ucapkanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab : 70)


Wassalamu'alaikum

Senin, 04 Maret 2024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IV

 






Hari / Tanggal :  Selasa / 5 Maret 2024
BAB 7  : Beriman Kepada Rasul Allah SWT


C. Tujuan Diutusnya Rasul

Anak-Anak, tahukah kalian, ada berapa jumlah rasul? Siapa sajakah mereka? 
Ayo, kita lanjutkan belajar tentang nabi yang wajib diimani.
Salah seorang sahabat bernama Abu Żar r.a. yang bertanya kepada Nabi 
Muhammad saw., “Berapa banyak nabi dan rasul?” Nabi Muhammad saw. 
menjawab, “Ada seratus dua puluh empat ribu nabi dan tiga ratus tiga belas 
rasul.” Ketika itu Nabi saw. tidak menyebutkan nama-nama mereka.
Allah Swt. berfirman dalam al-Qur’an, “Dan sungguh, Kami telah mengutus 
beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami 
ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan 
kepadamu.” (Q.S. Gafir/40: 78). 
Rasul yang wajib diimani ada 25. Nama-nama rasul ini diceritakan dalam 
Al-Qur’an. Siapa sajakah mereka.

Anak-Anak, tahukah kalian, mengapa ada nabi dan rasul? Apa tujuan 
diutusnya rasul?
Kita percaya bahwa ada Allah yang menciptakan kita dan alam semesta ini. 
Kita ingin tahu apa yang dikehendaki Allah dan bagaimana cara berhubungan 
dengan Allah. 
Ketika berada di kelas, tidak semua siswa langsung memahami pelajaran. 
Ada siswa yang paham dengan penjelasan guru berkali-kali. Bahkan mungkin 
ada yang tidak paham sama sekali. Pemahaman siswa berbeda-beda. Begitu 
pula kenyataan hidup manusia. Kebersihan dan kesucian hati manusia juga 
beragam. 
Allah Maha Baik, Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Allah berkehendak 
untuk memberi petunjuk kepada seluruh manusia. Allah memilih manusia pilihan 
yang memiliki kemampuan untuk menerima penjelasan tentang ajaran agama. 
Manusia pilihan Allah inilah yang dinamai nabi dan rasul. 
Nabi adalah lelaki pilihan Allah Swt. yang dikarunia wahyu oleh Allah untuk 
dirinya sendiri dan tidak wajib menyampaikan kepada orang lain. Rasul adalah 
lelaki pilihan Allah Swt. yang dikarunia wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri 
dan wajib menyampaikan kepada orang lain. 
Rasul diutus Allah Swt. dengan tugas khusus menyampaikan wahyu 
kepada manusia. Rasul diutus untuk menyampaikan pesan agar manusia selalu 
menyembah Allah tanpa syarat dan tanpa menyekutukan-Nya.
 
Rasul diutus dengan tugas menyampaikan pesan berupa kabar gembira 
dan kabar buruk. Kabar gembira bagi siapa pun yang beriman dan beramal 
saleh. Kabar buruk berupa peringatan agar menghindarkan diri dari amal buruk. 
Rasul juga diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Rasulullah saw. 
bersabda: ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.” 
(H.R. al-Bukhari dan Muslim).




Tugas hari ini : 


Kesimpulan hari ini : 

Wahai orang-orang yang beriman! 
Bertaqwalah kamu kepada Allah dan
Ucapkanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab : 70)



Wassalamu'alaikum

Minggu, 03 Maret 2024

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IV

 





Hari / Tanggal :  Senin / 4 Maret 2024
BAB 7  : Beriman Kepada Rasul Allah SWT




C. Tujuan Diutusnya Rasul

Anak-Anak, tahukah kalian, ada berapa jumlah rasul? Siapa sajakah mereka? 
Ayo, kita lanjutkan belajar tentang nabi yang wajib diimani.
Salah seorang sahabat bernama Abu Żar r.a. yang bertanya kepada Nabi 
Muhammad saw., “Berapa banyak nabi dan rasul?” Nabi Muhammad saw. 
menjawab, “Ada seratus dua puluh empat ribu nabi dan tiga ratus tiga belas 
rasul.” Ketika itu Nabi saw. tidak menyebutkan nama-nama mereka.
Allah Swt. berfirman dalam al-Qur’an,
 “Dan sungguh, Kami telah mengutus 
beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami 
ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan 
kepadamu.”
(Q.S. Gafir/40: 78). 

Rasul yang wajib diimani ada 25. Nama-nama rasul ini diceritakan dalam 
Al-Qur’an. Siapa sajakah mereka.




Anak-Anak, tahukah kalian, mengapa ada nabi dan rasul? Apa tujuan 
diutusnya rasul?
Kita percaya bahwa ada Allah yang menciptakan kita dan alam semesta ini. 
Kita ingin tahu apa yang dikehendaki Allah dan bagaimana cara berhubungan 
dengan Allah. 
Ketika berada di kelas, tidak semua siswa langsung memahami pelajaran. 
Ada siswa yang paham dengan penjelasan guru berkali-kali. Bahkan mungkin 
ada yang tidak paham sama sekali. Pemahaman siswa berbeda-beda. Begitu 
pula kenyataan hidup manusia. Kebersihan dan kesucian hati manusia juga 
beragam. 

Allah Maha Baik, Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Allah berkehendak 
untuk memberi petunjuk kepada seluruh manusia. Allah memilih manusia pilihan 
yang memiliki kemampuan untuk menerima penjelasan tentang ajaran agama. 
Manusia pilihan Allah inilah yang dinamai nabi dan rasul. 
Nabi adalah lelaki pilihan Allah Swt. yang dikarunia wahyu oleh Allah untuk 
dirinya sendiri dan tidak wajib menyampaikan kepada orang lain. Rasul adalah 
lelaki pilihan Allah Swt. yang dikarunia wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri 
dan wajib menyampaikan kepada orang lain. 
Rasul diutus Allah Swt. dengan tugas khusus menyampaikan wahyu 
kepada manusia. Rasul diutus untuk menyampaikan pesan agar manusia selalu 
menyembah Allah tanpa syarat dan tanpa menyekutukan-Nya.
 
Rasul diutus dengan tugas menyampaikan pesan berupa kabar gembira 
dan kabar buruk. Kabar gembira bagi siapa pun yang beriman dan beramal 
saleh. Kabar buruk berupa peringatan agar menghindarkan diri dari amal buruk. 
Rasul juga diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Rasulullah saw. 
bersabda: ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.” 
(H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Tugas hari ini :


Kesimpulan pembelajaran hari ini :

Wahai orang-orang yang beriman! 
Bertaqwalah kamu kepada Allah dan
Ucapkanlah perkataan yang benar."
(QS. Al-Ahzab : 70)





Wassalamu'alaikum.....